Senin, 25 Januari 2010

Makalah : MANAJEMEN ORGANISASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr. Muhbib Abd. Wahab, MA
Disusun oleh : Deni Darmawan
NPM : 08.04.MPI.143
PROGRAM PASCA SARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT PTIQ JAKARTA
1430 H/2009

Pendahuluan

Manusia adalah makhluk sosial (al-insānu madaniyyun bi at- thab’i atau zoon politicon). Karenanya, setiap manusia akan saling memerlukan dalam memenuhi kebutuhannya. Antara sesama manusia juga dituntut untuk saling bekerja sama, saling menghargai dan menghormati untuk mempertahankan hidupnya di muka bumi ini.
Adanya alasan sosial (social reasons) di atas menjadi salah satu pendorong bagi manusia untuk membentuk suatu perkumpulan yang biasa disebut "organisasi". Organisasi ini amat dibutuhkan untuk mewujudkan setiap cita-cita yang disepakati oleh anggota organisasi secara bersama. Oleh karena itu, organisasi tumbuh dan berkembang begitu pesat di tengah-tengah masyarakat. Organisasi itu juga dibentuk dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pemerintahan, perusahaan, politik, hukum, ekonomi, dan termasuk bidang pendidikan.
Organisasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap manusia hidup dalam sebuah organisasi. Organisasi merupakan sebuah wadah di mana orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Pemahaman organisasi ini menunjukkan bahwa di mana pun dan kapan pun manusia berada atau berinteraksi maka disitu muncul organisasi tidak lagi sebagai suatu wadah organic dari orang-orang yang berkumpul untuk suatu tujuan, tetapi berkembang pada interaksi orang untuk maksud tertentu.
Sejarah pertumbuhan peradaban manusia banyak menunjukkan bukti bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan suatu organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai.


BAB I
PENGERTIAN, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ORGANISASI


A. Pengertian Organisasi

Organisasi berasal dari kata organon, dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Organisasi, dalam bahasa Inggris berasal dari kata organization atau organization yang berarti “ activity or organizing” atau organized group of people system. Artinya, aktivitas pengorganisasian atau mengatur kelompok masyarakat atau system. Organisasi didefinisikan secara beragam oleh berbagai ahli. Variasi definisi didasarkan pada sudut pandang dan waktu ahli ketika mendefinisikan. Perkembangan kajian organisasi dari organisasi sederhana mengarah pada pola organisasi yang kompleks yang dicirikan oleh koneksitas organisasi yang tidak terbatas antara unit-unit organisasi dengan lingkungannya. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, agar lebih jelas pemakalah mengemukakan beberapa batasan antara organisasi dan pengorganisasian:
1. Organisasi adalah kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama
2. Organisasi adalah suatu kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama
3. Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau kelompok orang disebut bawahan
4. Louis A. Allen, didalam buku Management and Organization mengemukakan : We can define organization as the proses of identifying and grouping the work to be performed, defining and delegating resposbility and authority, and establishing relationships for the purpose of enabling people to work most effectively together in accomplishing objectives.
Kita dapat merumuskan organisasi sebagai proses penetuan dan pengelompokan pekerjaan yang akan dilakukan, menetapkan dan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab, dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan.
Sedangkan pengertian dari pada pengorganisasian adalah:
1. Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan. Menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut
2. G.R Terry memberikan keorganisasian dalam dua pengertian yaitu pengertian real (real sense) menunjukkan hubungan antara manusia sebagai akibat organisasi. Sedangkan dalam pengertian Abstrak menunjukkan hubungan antara unit-unit/departemen-departemen kerja.
3. Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam manajemen dan dapat diartikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber dan lingkungannya

Aspek-aspek penting yang didapat kita rumuskan dari definisi definisi di atas adalah :
a. Adanya kelompok orang yang bekerja sama
b. Adanya tujuan tertentu yang akan dicapai
c. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan
d. Adanya penetapan dan pengelompakkan pekerjaan.
e. Adanya wewenang dan tanggung jawab
f. Adanya pendelegasian wewenang
g. Adanya hubungan (relations) satu sama lain
h. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan
i. Adanya tatatertib yang harus ditaati
Untuk lebih memahami hakikat organisasi, perlu diketahui pula unsur-unsurnya, yaitu :
a. Manusia (Human Factor) artinya organisasi baru ada yang, jika ada unsure manusia yang bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin
b. Sasaran, artinya organisasi baru ada, jika ada tujuan yang ingin dicapai
c. Tempat kedudukan, organisasi baru ada, jika ada tempat kedudukannya.
d. Pekerjaan, artinya jika organisasi baru ada, jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
e. Teknologi, artinya organisasi baru ada, jika terdapat unsure-unsur teknis
f. Struktur, artinya organisasi baru ada, jika da hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain, sehingga tercipta organisasi
g. Lingkungan, artinya organisasi baru ada, jika ada lingkungan yang saling mempengaruhi, misalnya ada sistem kerja sama sosial.

Organisasi dapat dilihat dua aspek yaitu :

1. Aspek struktur organisasi yang meliputi Pengelompokan orang secara formal dan bagan organisasi
2. Aspek proses perilaku. Setelah struktur organisasi diisi dengan manusia/orang, maka terjadi proses perilaku. Proses perilaku adalah aktivitas kehidupan dalam struktur organisasi antara lain komunikasi, pembuatan keputusan, motivasi dan kepemimpinan.

Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal
b. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (independent part) yang merupakan kesatuan kegiatan
c. Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa pemikiran tenaga dan lain-lain
d. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan
e. Adanya tujuan yang ingin dicapai


B. Tujuan Organisasi

Adapun tujuan organisasi adalah sebagai berikut:
1. Mengajak kelompok sasaran agar lebih responsif terhadap isu dan permasalahan yang terjadi disekitarnya.
2. Merangsang terciptanya pendekatan dan solusi kreatif dalam menjawab isu dan permasalahan dengan menggunakan media budaya populer
3. Meningkatkan pengetahuan dan keahlian kelompok sasaran dibidang media pandang-dengar, melalui film, komik, fotografi atau pun bentuk ataupun bentuk-bentuk budaya populer lain dengan mengangkat isu lokal
4. Menjembatani pemikiran kritis kelompok sasaran melalui media diskusi yang konstuktif dalam rangka memperoleh kesempatan yang sama dengan kelompok lain.
5. Memberikan kontribusi terhadap terciptanya masyarakat yang madani melalui pengembangan kelompok sasaran yang selama ini masih kurang berdaya guna.
Sedangkan organisasi mempunyai empat fungsi yaitu :
a. Menetapkan bidang-bidang kerja, metode dan alat yang dibutuhkan, serta personal yang dibutuhkan.
b. Membina hubungan antar personal yang terlibat, tanggung jawab, wewenang, hak dan kewajiban mereka sehingga mempercepat tujuan organisasi.
Berkaitan dengan pengertian organisasi, dalam Alquran dicontohkan beberapa surat yang berkaitan dengan organisasi, sebagaimana Firman Allah SWT yang berkaitan dengan :
1. Perlunya persatuan,
“dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'” (Al-Baqarah: 43) kemudian Qs. An-Anisaa: 71, Qs. Ash-Shaaffaat : 1
2. Perlunya berbangsa-bangsa
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al-Hujurat: 13) dan Qs. Al-Maa’idah: 48, Qs. Al-Hajj: 34, 67
3. Perlunya bersatu dan mengikuti jalan yang lurus
“ dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka[1169] dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” Qs. Ar-Ruum: 31,32) kemudian Qs. Al-Baqarah: 103, 105 Qs. Al-An’aam: 59 Qs. Al-Anfaal: 46
4. Perlunya saling tolong menolong dan kerjasama Qs. Al-Maidah: 2 Qs. Al-Anfaal: 74 dan Qs. At Taubah: 71

Demikian pula dalam pendidikan Islam, organisasi juga dibutuhkan. Organisasi pendidikan Islam dapat dipahami sebagai wadah berkumpulnya beberapa orang yang saling bekerja sama dan beriteraksi dalam menerapkan dan mewujudkan tujuan pendidikan Islam dengan tetap berlandaskan kepada nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri.


B. Ruang Lingkup Organisasi pendidikan islam

1.Bentuk-bentuk Organisasi
Ditinjau dari aspek pembentukanya.
a.Organisasi formal
Yaitu organisasi yang dengan penuh kesadaran dan dengan sengaja dibentuk, di mana didalamnya terdapat suati sistem dan hierarki hubungan, wewenang, tugas dan tanggung jawab para anggota demi terlaksananya suatu kerja sama dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Organisasi yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal (misalnya, Anggaran dasar, Anggaran rumah tangga, peraturan-peraturan yang tertulis lainnya)
b.Organisasi informal
Yaitu organisasi yang muncul karena tidak ditentukan oleh peraturan-peraturan, melainkan dengan spontan terwujud karena (a) persamaan kebutuhan, perasaan, hobi dsb. (b) persamaan asal daerah, persamaan alumni asal universitas. Dalam organisasi ini komunikasi tidak melalui hierarki yang formal, mereka dapat berkomunikasi secara informal. Organisasi informal merupakan kelompok yang tidak resmi tetapi mempengaruhi kehidupan dan aktivitas perseorangan. Tujuan organisasi ini tidak sepenuhnya disadari karena terjalin lewat hubungan-hubungan pribadi yang tidak tertulis.

Organisasi kaitan hubungan dengan pemerintah
a.Organisasi resmi, yaitu organisasi yang dibentuk oleh (atau ada hubungannya dengan) pemerintah. Misalnya jawatan-jawatan, lembaga-lembaga pemerintahan, perusahaan-perusahaan Negara dll.
b.Organisasi tidak resmi, yaitu organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah. Misalnya organisasi-organisasi swasta
Berdasarkan skala (ukuran) besar-kecil :
a.Organisasi besar
b.Organisasi menengah
c.Organisasi kecil


Berdasarkan tujuannya

a.Public organizations, tujuannya untuk kepentingan umum, tanpa memperhitungkan untung-rugi, tujuannya pelayanan dan bukan laba.
b.Business Organization, organisasi yang didirikan untuk tujuan komersil (mendapatkan laba)
Organisasi berdasarkan jenis wewenang dan bentuknya
a.Organisasi lini (line Organizations)
Kekuasaan berjalan secara langsung dari atasan ke bawahan, langsung dari manajemen kepada orang-orang, sampai setiap orang tercakup didalamnya.
b.Organisasi fungsional
Suatu organisasi di mana pimpinan tertinggi melimpahkan wewenangnya kepada kepala unit structural yang memimpin kelompok yang menduduki jabatan fungsional.
c.Organisasi lini dan staff
Pada tipe organisasi lini dan staff, asas kesatuan komando tetap dipertahankan. Pelimpahan wewenang berlangsung secara vertical dan sepebuhnya dari pimpinan tertinggi kepada unit di bawahnya.
d.Organisasi lini dan fungsional
Suatu bentuk organisasi dimana pimpinan tertinggi melimpahkan wewenang para pejabat fungsional.
e.Organisasi gabungan
Merupakan perpaduan dari ketiga bentuk organisasi yang meliputi, struktur organisasi lini, fungsional, lini dan staf

f.Organisasi matrixs
Bentuk organisasi yang paling mutakhir dan gabungan dari berbagai bentuk organisasi yang sudah ada sebelumnya
g.Sekolah sebagai organisasi
Sekolah adalah organisasi sosial yang diselenggarakan dan dirancang sedemikian rupa yang mengutamakan kegiatannya dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara nasional, regional maupun institusional. Untuk melaksanakan itu sekolah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dan kepimpinan sebagaimana umunya organisasi formal.

Klasifikasi organisasi Pendidikan dilihat dari penyelenggaraan pendidikannya, ada 5 kelompok yaitu :
a.Sekolah bermutu rendah, yaitu sekolah yang hanya dapat menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelayanan kepada warga sekolah sesuai dengan standar minimal nasional.
b.Sekolah bermutu sedang (normal), yaitu sekolah yang sudah dapat menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelayanan kepada warga sekolah sesuai dengan standar nasional walaupun belum mencapai hasil yang maksimal. Misalnya nilai peserta didik UN berkisar angka 7.
c.Sekolan bermutu atau maju, yaitu sekolah yang sudah dapat menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelayanan secara maksimal.
d.Sekolah unggul, yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pelayanan kepada waga sekolah melebihi standar nasional.
Berdasarkan jumlah peserta didik, maka sekolah dapat dibagi menjadi 5 kelompok yaitu :
a.Sekolah sangat kecil, sekolah yang jumlah peserta didik per kelas kurang atau maksimal hanya 20 orang
b.Sekolah kecil, yaitu sekolah apabaila jumlah peserta didik lebih dari 20 orang dan kurang dari 40 siswa.
c.Sekolah sedang (normal), peserta didik minimal 40 (ukuran kelas normal) atau lebih siswa atau maksimal memiliki memiliki kelas parallel antara 1 sampai dengan 6 kelas
d.Sekolah besar, jumlah peserta didik setia tingkatan 40 orang atau lebih dan maksimal memiliki kelas paralel antara 7 sampai dengan 10 kelas.
e.Sekolah sangat besar, jumlah peserta didik setiap tingkatan 40 atau lebih dan memilki kelas parallel lebih dari 10 kelas setiap tingkatan.
Yayasan atau pengelola penyelenggarakan pendidikan dapat dikelompokan berdasarkan satuan pendidikan yaitu :
a.Yayasan pendidikan kecil apabila mengelola satuan penddikan berjumlah maksimal dua satuan pendidikan.
b.Yayasan pendidikan sedang apabila mengelola satuan penddikan berjumlah maksimal lima satuan pendidikan.
c.Yayasan pendidikan besar apabila mengelola satuan penddikan berjumlah minimal lima satuan pendidikan dalam satu lokasi daerah.
d.Yayasan sangat besar apabila mengelola minimal satuan pendidikan dakam satu l lokasi daerah (daerah induk) serta memilikim cabang-cabang lain diluar daerah induk
Pengelompakkan yayasan Berdasarkan mutu satuan pendidikan yaitu :
a.Yayasan pendidikan bermutu rendah, menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelayanan warga sekolah sesuai dengan standar minimal nasional.
b.Yayasan pendidikan bermutu sedang, menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelayanan warga sekolah sesuai dengan standar nasional walaupun belum mencapai hasil yang maksimal
c.Yayasan pendidikan bermutu unggul, menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelayanan warga sekolah sesuai dengan standar nasional maksimal ataupun bahkan melebihi standar nasional.


BAB II


A.Pengembangan Organisasi/Kelembagaan Pendidikan Islam
1.Pengertian Pengembangan Organisasi


Menurut Warren G. Bennis, Pengembangan organisasi adalah suatu jawaban terhadap perubahan, suatu strategi pendidikan yang kompleks yang diharapkan untuk merubah kepercayaan, sikap, nilai dan susunan organisasi, sehingga organisasi dapat lebih baik dalam menyesuaikan dengan teknolgi, pasar, dan tantangan yang baru serta perputaran yang cepat dari perubahan itu sendiri
2.Sedangkan menurut Richard Beckard, pengembangan organisasi adalah suatu usaha (1) berencana, (2) meliputi organisasi keseluruhan, dan (3) diurus dari atas, untuk (4) meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi melalui (5) pendekatan berencana dalam proses organisasi, dengan memakai pengetahuam ilmu perilaku.
3.Menurut Wendell L. French & Cecil H. Bell, Jr, bahwa pengembangan organisasi adalah usaha jangka panjang untuk menyempurnakan proses pemecahan masalah dan pembaharuan organisasi, khususnya melalui manajemen yang lebih efektif dan kerja sama budaya organisasi-dengan member tempat khusus pada budaya tim kerja formal- dengan bantuan agen perubahan, atau “katalisator” dan memakai teori serta teknologi ilmu perilaku terapan, termasuk riset tindakan
Dari defines diatas dapat diambil diambil inti penting dalam pengembangan organisasi yaitu :
-Pengembangan organisasi merupakan jawaban terhadap jawaban
-Pengembangan organisasi merupakan usaha penyesuaian dengan hal-hal baru
-Pengembangan organisasi merupakan usaha berencana
-Pengembangan organisasi usaha untuk menyempurnakan organisasi, usaha jangka panjang, usaha memecahkan masalah, usaha yang dapat dilakukan oleh para pejabat dari dalam organisasi sedir atau dengan bantuan ahli dari luar organisasi.

Dalam menghadapai berbagai tantangan penyebab perubahan tersebut, organisasi dapat menyesuaikan diri dengan jalan :
a.Merubah struktur yaitu menambah satuan, mengurangi satuan, merubah kedudukan satuan, menggabungakan beberapa satuan menjadi satuan yang lebih besar, memecah satuan besar menjadi satuan-satuan yang lebih kecil, merubah sistem sentralisasi menjadi desentralisasi atau sebaliknya, merubah luas sempitnya tentang kontrol, merinci kembali kegiatan tugas, menambah pejabat, mengurangi pejabat.
b.Merubah tatakerja yang meliputi tatacara, tataaliran, tatatertib, dan syarat-syarat melakukan pekerjaan
c.Merubah orang, dalam pengertian merubah sikap, tingkah laku, perilaku, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan dari para pejabat.
d.Merubah peralatan kerja.

2.Beberapa tehnik pengembangan organisasi
a.Latihan kepekaan (sensitif Training) atau dinamakan pula dengan “T-Group”. Latihan kepekaan merupakan tehnik latihan dalam kelompok dengan maksud untuk mempertajam daya peka, kecepatan reaksi, mempertajam perasaan dalam menghadapi masalah yang timbul.
b.Latihan Jaringan (Grid Training), salah satu tehnik pengembangan organisasi yang dikembangkan berdasarkan jaringan menejerial (Menejerial grid) dari Robert blakke dan jane Mouton. Dalam tehnik dikenal ada dua macam perilaku pimpinan, yaitu perilaku pimpinan dengan perhatian pada produksi, dan perilaku pimpinan dengan perhatian pada orang.

c.Umpan balik survai (survey feedback)
Tehnik umpan balik survai berupa usaha pengumulan data dari para anggota organisasi yang berhubungan dengan sikap, tingkah laku, hubungan motivasi, kepusasaan kerja serta berbagai perasaan lain.
d.Konsultasi proses (process consultation)
Tehnik ini dikembangkan oleh edgar Schein, ini merupakan seperangkat kegiatan dari konsultasi untuk memberikan bantuan kepada para anggota organisasi dalam merasakan, mengerti, dan bertindak terhadap peristiwa-peritiwa tentang proses yang terjadi didalam lingkung organisasi.
e.Perdamaian oleh pihak ketiga (third-party peacemaking)
Tehnik ini dikenalkan oleh Richard Walton. Tehnik ini digunakan untuk mendiagnosis sebab-sebab terjadinya pertentangan dan usaha menyelesaikan pertentangan tersebut dengan bantuan pihak ketiga.
f.Pembentukan tim (Team Building)
Pembentukan tim sebagai salah satu tehnik pengembangan organisasi dimaksudka agar dapat menyesuaikan dengan masalah yang timbul yang perlu dipecahkan. Tim bersifat sementara selalu berubah sesuai dengan perubahan masalah yang timbul.

B.Prinsip-prinsip Pengembangan Organisasi Pendidikan.
Lembaga administrasi Negara RI (1997) mengemukakan adanya 13 azas atau prinsip dalam penyusunan kelembagaan pemerintah, termasuk didalamnya Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama dan sekolah sebagai lembaga formal yang mengelola kegiatan pendidikan. Ketiga belas azas itu adalah :
1.Azas kejelasan tujuan
Organisasi diciptakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, dalam penyusunan organisasi harus jelas kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai

2.Azas pembagian tugas
Adanya tanggung jawab dalam penyelenggaraan
3.Azas Fungsional
Dalam pelaksanaan tugas pemerintah harus ada satu instasi yang secara fungsional paling bertanggung jawab.
4.Azas pengembangan jabatan fungsional.
Tidak hanya berorientasi pada jabatan structural, melainkan juga pada jabatan fungsional
5.Azas Koordinasi
Dalam penyusunan organisasi agar memungkinkan terwujudnya koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugas.
6.Azas kesinambungan
Harus ada kesinambungan kebijaksanaan dan program, tanpa ketergantungan pada pejabat tertentu
7.Azas kesederhanaan
Organisasi harus secara mudah menggambarkan dengan jelas siapa unit dan mengerjakan apa, bekerja dengan siapa, dengan cara bagaimana.
8.Azas keluwesan
Hendaklah organisasi selalu mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan keadaan.
9.Azas Akordion
Organisasi dapat berkembang atau menciut sesuai beban kerjanya, tetapi tidak boleh menghilangkan fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan
10. Azas pendelagasian wewenang
Menentukan tugas-tugas/wewenang apa yang perlu didelegasikan dan tugas-tugas/wewenang apa yang dipegang pimpinan puncak.
11. Azas rentang kendali
Dalam menentukan jumlah satuan organisasi atau orang-orang yang dibawahi seorang pejabat pimpinan perlu diperhitungkan secara rasional.
12. Azas Jalur dan staf
Dalam menyusun organisasi, perlu adanya kejelasan antara tugas pokok dan penunjang
13. Azas kejelasan dalam pembaganan
Mengharuskan setiap organisasi menggambarkan struktur organisasi dalam bentuk bagan organisasi.


C.Faktor-faktor penunjang dan penghambat pengembangan organisasi pendidikan Islam

1. Faktor –faktor penghambat pengembangan Organisasi Pendidikan Islam
a. Adanya figur pemimpin yang sangat kuat dalam menentukkan kebijakan sehingga dalam proses pengembangan organisasi berjalan lambat bahkan tidak mau menerima perubahan yang baru
b. Struktur organisasi yang tidak efisien dan ketidakjelasan dalam pembagian tugas dan wewenang
c.Perilaku organisasi yang tertutup dan tidak transparan
d. Kurangnya kecakapan, pengetahuan, serta pengalaman dan kemampuan SDM dalam pengembangan organisasi dan pelaksanaan kerja yang efisien
e. Tidak adanya dana, bahan-bahan dan peralatan fisiknya.
f. Budaya organisasi/ Kultur yang kaku serta malas sehingga kurang terciptanya budaya yang maju dan penuh persaingan bahkan budaya seperti Budaya baca, meneliti, menulis, berdiskusi, kurang ditumbuhkembangkan.


2.Faktor –faktor penunjang pengembangan Organisasi Pendidikan Islam
a.Dengan kemajuan pengetahuan, teknologi dan informasi saat ini, setiap guru dan karyawan yang terlibat di organisasi pendidikan Islam bisa dengan mudah diakses dan bisa dipelajari dan diterapkan dalam organisasi pendidikan Islam
b.Peluang dalam menjalin kemitraan dan memperluas jaringan amat luas, terlebih jika ada seorang yang mempunyai figur/kyai/ulama yang sangat kuat dimasyarakat. Biasanya mudah dalam menjalin kerjasama dan membangun kemitraan dalam rangka pengembangan organisasi
c.Banyaknya lembaga training dan seminar lainnya yang bisa diikuti dalam mengembangkan potensi dan kompetensi personalia.


DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Alfabeta,2008), Cet. Ke-1

Sutarto, dasar-dasar organisasi (Yogyakarta: Gadjah Mada University press, 1991)

Mulyono, MA, Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008)

Purwanto, Ngalim M, Drs., MP., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT. Rosdakarya, 2007), Cet. Ke- 17
Ramayulis, H., Prof. DR.. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002)

Melayu S.P Hasibuan, Manajemen: dasar, pengertian dan masalah. (Jakarta: Haji Masagung, 1992)


web Site
http://www.Kmpk.ugm.ac.id/data/smpkk/4a_organisasi

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan dan organisasi (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Negara, 1999)

Yusak burhanuddin, Administrasi Pendidikan untuk Fakultas Tarbiyah Kompenen MKDK (Bandung: Pustaka setia, 2005)

Melayu S.P Hasibuan, Manajemen: dasar, pengertian dan masalah. (Jakarta: Haji Masagung, 1992)

Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis untuk Praktik Profesional, (Bandung : Angkasa, 1993), h. 207

O’Conner, T..,Foundations of Organization Theory. Artikel ini diakses pada tanggal 07 Juni 2009 dari : http://www.ap.su.edu/oconnort/4000/4000lect01.htm.

SILABI MPI


INSTITUT PTIQ JAKARTA
PROGRAM PASCASARJANA
TAHUN AKADEMIK 2009/2010

KONTRAK PERKULIHAN & SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

1. Umum
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan Islam
Bobot : 3 sks
Kode Mata Kuliah : ….
Program Studi : Pendidikan Islam
Semester : II A & B
Mata Kuliah Prasyarat : Pengantar Manajemen & Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA.

2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa memiliki pemahaman tentang manajemen pendidikan Islam, baik landasan filosofis dan religius, teori manajemen pendidikan Islam, maupun strategi pengembangan institusi pendidikan Islam, sehingga mampu mengidentifikasi berbagai permasalahan seputar pendidikan Islam dan memecahkannya dengan pendekatan manajemen modern berbasis nilai-nilai Islam.

3.Standar Kompetensi

Mahasiswa memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan dalam mengidentifikasi berbagai permasalahan pengembangan pendidikan Islam dan memberikan solusi dengan pendekatan dan teori manajemen berbasis nilai-nilai Islam.


4. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini difokuskan pada kajian mengenai manajemen pengembangan pendidikan berbasis nilai-nilai Islam. Kajian mata kuliah ini meliputi konsep dasar manajemen, konsep dasar pendidikan Islam, prinsip-prinsip dasar manajemen pendidikan Islam, bentuk-bentuk manajemen pendidikan Islam, model-model pengembangan manajemen institusi pendidikan Islam (sekolah, madrasah, dan pesantren), manajemen berbasis sekolah, manajemen mutu pendidikan Islam, manajemen sumber daya manusia dalam pendidikan Islam, manajemen organisasi dalam pendidikan Islam, model kepemimpinan dalam pendidikan Islam, dan berbagai isu kontemporer mengenai pengembangan pendidikan Islam (kurikulum, ketenagaan, desentralisasi, otonomi daerah, multikulturalisme, dan sebagainya)


5.Indikator Kompetensi
Setelah berpartisipasi aktif dalam perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian, tujuan, sumber-sumber, ruang lingkup, komponen, dan faktor-faktor pendidikan Islam;
2. Menjelaskan pengertian, tujuan, ruang lingkup, komponen, dan bentuk-bentuk manajemen pendidikan Islam;
3. Membedakan prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam dan manajemen pendidikan sekuler (Barat);
4. Menguraikan bentuk-bentuk manajemen pendidikan Islam dengan membuat perencanaan, pengorganisasi, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan Islam secara efisien dan efektif;
5. Menunjukkan model-model pengembangan manajemen institusi pendidikan Islam yang relevan dengan tuntutan perkembangan iptek dan modernitas;
6. Merancang manajemen berbasis sekolah pada lembaga-lembaga pendidikan Islam;
7. Menerapkan manajemen mutu pendidikan Islam dengan menerapkan TQM (Total Quality Management);
8. Mengembangkan manajemen sumber daya manusia dalam pendidikan Islam;
9. Menjelaskan manajemen organisasi dalam pendidikan Islam secara efektif;
10. Menganalisis model kepemimpinan dalam pendidikan Islam dan memberi penilaian yang positif terhadap model kepemimpinan yang relevan dengan kebutuhan dan tuntutan sosial pendidikan;
11. Merespons berbagai isu-isu kontemporer mengenai pengembangan pendidikan Islam (kurikulum, ketenagaan, sarana prasarana, desentralisasi, otonomi daerah, multikulturalisme, dan sebagainya)
12. Mengaplikasikan nilai-nilai moral (etika) Islam dalam pengembangan manajemen pendidikan Islam.

6. Buku Sumber/Referensi
Abu-Duhaou, Ibtisam, School-Based Management (Manajemen Berbasis Sekolah), Penerjemah Noryamin Aini, dkk., Jakarta: Logos, 2002.
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta, 1990.
Bakkâr, ‘Abd al-Karîm, Hawla al-Tarbiyah wa al-Ta’lîm, Damaskus: Dâr al-Qalam, 2001.
Al-Buraey, Muhammad, Management and Administration in Islam: An Islamic Perspective to Administrative Development, Dahran: King Fahd University of Petrolium and Minerals, 1990.
Chan, Sam M., Analisis SWOT Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, Jakarta: Rajawali Pers, 2005.
Danim, Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Dess, Gregory G. & Alex Miller, Strategic Management, New York: McGraw Hill, 1993.
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Halim, A., dkk., Manajemen Pesantren, Yogyakarta: LkiS, 2005.
HAR., Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.
M., Sufyarma, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, Cet. II, 2004.
Maksum, Madrasah: Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta: Logos, Cet. II, 1999.
Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: Logos, 1999.
--------, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21, Yogyakarta: Safiria Insania, 2003.
Masyhud, Sulthon, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2003.
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2006.
Mulayasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Al-Nahlâwi, ‘Abd al-Rahmân, Ushûl al-Tarbiyah al-Islâmiyyah, Damaskus: Dâr al-Fikr, 2003.
Rahim, Husni, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Logos, 2001.
Sa’ud, Udin Saefuddin dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Shaleh, Abdurrahman, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta: Rajawali Pers, 2005.
Sherman, Arthur W., et.al., Managing Human Resources, Ohio: South Western Publishing, 1988.
Stoner, James A.F. dan R. Edward Freeman, Manajemen, Jilid I dan II, penerjemah Benyamin Malon, Jakarta: Intermedia, 1992.
Suhendra dan Mardiyah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Suprayogo, Imam, Reformulasi Visi Pendidikan Islam, Malang: STAIN Press, 1999.
Suwardi, Manajemen Pembelajaran: Menciptakan Guru Kreatif, Salatiga: STAIN Salatiga, 2007.
Thom, Douglas J. Educational Management and Leadership: Word, Spirit, and Deed for a Just Society, Calgary: Detselig Enterprises, Ltd., 1993.
Tobroni, The Spiritual Leadership, Malang: UMM Press, 2005.
‘Ubaidât, Zaha’uddîn Ahmad, al-Qiyâdah wa al-Idârah al-Tarbawiyyah fi al-Islâm, Kairo: Dâr al-Bayâriq, 2001.
Uwes, Sanusi, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, Jakarta: Logos, Cet. II, 2003.

8. Strategi Perkuliahan
Agar perkuliahan ini efektif dan efisien, dipandang perlu diberlakukan strategi sebagai berikut:
a. Pada awal pertemuan, dengan metode ceramah dan tanya-jawab atau dialog, dosen akan memberikan orientasi dan kontrak perkuliahan, sambil menjelaskan ruang lingkup dan model perkuliahan yang hendak dilakukan bersama.
b. Pada pertemuan kedua dan seterusnya sampai akhir perkuliahan, metode yang banyak digunakan adalah seminar. Dalam hal ini, kelompok mahasiswa yang ditentukan diwajibkan menyiapkan dan mempresentasikan makalah.
c. Agar materi yang telah didiskusikan lebih “membekas” dan lebih memadai, setiap kelompok yang telah mendiskusikan makalahnya diwajibkan memperbaiki sesuai saran, kritik dan masukan dari forum perkuliahan dan mengumpulkannya kembali di akhir perkuliahan.
Dengan demikian, mahasiswa dituntut tidak hanya aktif dalam forum perkuliahan, melainkan juga dibiasakan untuk mencari dan mengembangkan substansi perkuliahan di luar forum perkuliahan.


9. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Nilai Poin Rentang nilai
A 4 ≥85
B 3 70-84
C 2 60-69
D 1 48-59
TL 0 ≤47

Dalam menentukan nilai akhir akan digunakan pembobotan sebagai berikut:

No Aspek yang dinilai Persentase
1 Kehadiran 10%
2 Partisipasi dan kemampuan Akademik 10%
3 Tugas individual 10%
4 Evaluasi/Ujian Tengah Semester (UTS) 30%
5 Evaluasi/Ujian Akhir Semester (UAS) 40%


10. Etika Perkuliahan
Agar perkuliahan ini tertib, demokratis, dan benuansa Islami, dipandang perlu diberlakukan etika perkuliahan sebagai berikut:
1. Mahasiswa/i harus berpakaian sopan dan menutupi aurat: tidak tipis dan tembus pandang, tidak ketat dan membentuk tubuh, tidak memakai kaos oblong, celana dan atau baju robek; dan tidak memakai celana atau baju jeans.
2. Mahasiswa wajib memakai sepatu (sandal atau sepatu sandal tidak boleh dipakai saat kuliah)
3. Mahasiswa dilarang berambut gondrong (rambut harus disisir rapi) dan tidak memakai asesoris seperti: anting, kalung atau gelang yang berlebihan.
4. Mahasiswa/i harus di rung perkuliahan kurang dari 15 menit sebelum perkuliahan dimulai.
5. Mahasiswa/i yang terlambat hadir kurang dari 15 menit dibolehkan mengikuti perkuliahan.
6. Perkuliahan dimulai dengan salam dan membaca basmalah bersama, dan diakhiri dengan membaca hamdalah dan salam.
7. Mahasiswa yang tidak mematuhi etika ini akan diberikan sanksi akademik, mulai dari teguran lisan hingga diskualifikasi/tidak boleh mengikuti ujian.

Jakarta, 10 April 2008
Dosen Pengampu,




Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA.



Ketentuan Penyusunan Makalah:

1. Tebal makalah minimal = 10 halaman (Kertas A4, 1,5 spasi, time new roman 12, margin kiri-atas 3,5 cm kanan-bawah 3 cm)
2. Penulisan catatan berbentuk footnote sesuai pedoman yang berlaku.
3. Sistematika penulisan standar (pendahuluan: 1 halaman, pembahasan (analisis terintegrasi dalam uraian) = pengertian, tujuan ….. sekitar 8 halaman, dan kesimpulan + daftar pustaka sekitar 1 halaman.
4. Jumlah referensi (buku, jurnal, artikel dari internet/koran, dll) minimal = 5 buah …







منهج ومساق الإدارة التعليمية الإسلامية
كلية الدراسات الإسلامية جامعة شريف هداية الله الإسلامية الحكومية بجاكرتا

أ. البيانات العامة
1) اسم المادة : الإدارة التعليمية الإسلامية
2) الساعة المعتمدة : 3 ساعات
3) رمز المادة : -
4) الفصل الدراسي : 2
5) المادة المشروطة : مبادئ علم الإدارة وعلم التربية

ب. الكفاية الأساسية
يتوقع الطلاب بعد مشاركتهم في المحاضرات أن يفهموا نظريات الإدارة التربوية والتعليمية الإسلامية فهما جيدا، كما يتمكنوا من ترسيخها على المنطلقات الفلسفية والشرعية، وتطويرها في المؤسسات التربوية الإسلامية، مما يقدرون به على تشخيص عدة مشاكل تدور حول التربية والتعليم وعلاجها وفقا لمداخل ومعطيات الإدارة التعليمية الإسلامية الحديثة.

ج. معايير الكفاية
بعد المشاركة في المحاضرات والمناقشات الفعالة، يرجى من الطلاب أن يفهموا فهما جيدا عدة مشاكل تتعلق بتطوير الإدارة التربوية الإسلامية ويقدروا على إيجاد حلولها في ضوء الأسس والمنطلقات والنظريات الإدارية الحديثة والقيم الإسلامية.

د. وصف المادة
هذه المادة تركز على دراسات في إدارة تطوير التربية الإسلامية. ويشمل نطاق هذه المادة محاور تدور حول: مفاهيم أساسية للإدارة، ومفهوم الإدارة التعليمية الإسلامية، والفرق بينها وبين الإدارة التعليمية الغربية، وأسس إدارة التربية الإسلامية، ووظائف الإدارة التعليمية الإسلامية، ونماذج تطوير إدارة المؤسسات التعليمية الإسلامية (المدارس والمعاهد والجامعات)، والإدارة على أساس المدرسة، وإدارة الجودة في التربية الإسلامية، والقيادة التربوية في الإسلام، وعدة قضايا معاصرة ترتبط بالإدارة التعليمية الإسلامية.

هـ. مؤشرات الكفاية
بعد المشاركة الفعالة في عمليات المحاضرة، يتوقع أن يتمكن الطلاب مما يلي:
1. توضيح مفهوم التربية الإسلامية، ومحاورها، وأهمياتها، وأهدافها، ومكوناتها وعواملها.
2. توضيح مفهوم الإدارة، ومحاورها، وأهمياتها، وأهدافها، ومكوناتها وعواملها.




1. Menjelaskan pengertian, tujuan, sumber-sumber, ruang lingkup, komponen, dan faktor-faktor pendidikan Islam;
2. Menjelaskan pengertian, tujuan, ruang lingkup, komponen, dan bentuk-bentuk manajemen pendidikan Islam;
3. Membedakan prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam dan manajemen pendidikan sekuler (Barat);
4. Menguraikan bentuk-bentuk manajemen pendidikan Islam dengan membuat perencanaan, pengorganisasi, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan Islam secara efisien dan efektif;
5. Menunjukkan model-model pengembangan manajemen institusi pendidikan Islam yang relevan dengan tuntutan perkembangan iptek dan modernitas;
6. Merancang manajemen berbasis sekolah pada lembaga-lembaga pendidikan Islam;
7. Menerapkan manajemen mutu pendidikan Islam dengan menerapkan TQM (Total Quality Manajement);
8. Mengembangkan manajemen sumber daya manusia dalam pendidikan Islam;
9. Menjelaskan manajemen organisasi dalam pendidikan Islam secara efektif;
10. Menganalisis model kepemimpinan dalam pendidikan Islam dan memberi penilaian yang positif terhadap model kepemimpinan yang relevan dengan kebutuhan dan tuntutan sosial pendidikan;
11. Merespons berbagai isu kontemporer mengenai pengembangan pendidikan Islam (kurikulum, ketenagaan, sarana prasarana, desentralisasi, otonomi daerah, multikulturalisme, dan sebagainya)
12. Mengaplikasikan nilai-nilai moral (etika) Islam dalam pengembangan manajemen pendidikan Islam.

Kata pengantar

Manajemen Pendidikan Islam merupakan salah satu program magister yang ada di Institut PTIQ. Dengan adanya program ini kami berharap akan muncul guru, kepala sekolah dan konsultan yang ahli dalam bidang manajemen khususnya dalam pendidikan Islam. Ironis ketika melihat mutu lembaga pendidikan Islam saat ini progressnya amat tersendat, ini disebabkan karena lemahnya penerapan manajemen dan kurangnya pembinaan serta peningkatan kualitas guru.

Lebih jauh kami juga berharap agar lulusan program ini bisa memberikan masukan dan arahan terhadap lembaga pendidikan Islam agar lebih bermutu, berkualitas dan unggul dalam segala bidang. Sehingga Lembaga pendidikan Islam bisa bersaing dengan lembaga-lembaga international lainnya.

Adanya kehadiran blog ini, kami juga berharap dapat membantu para guru, dosen atau konsultasi pendidikan lainnya untuk dapat memperluas pengetahuannya, mengasah skillnya dalam mengajar dan mencintai profesinya sebagai guru. Di blog ini kami menyajikan berbagai ilmu pendidikan berupa artikel, makalah yang sudah kami presentasikan, dan tulisan rekan rekan dalam memberi masukan seputar hasil diskusi perkuliahan dan mengkritisi sistem pendidikan khususnya di Indonesia. buat rekan-rekan yang ingin menulis, memberi saran, mengkritisi dsb, khususnya seputar pendidikan, silahkan kirim ke alamat email kami di ptiq2009kelasb@gmail.com insyaAllah tulisan rekan-rekan akan kami posting.

Coba kita renungkan sejenak, betapa pentingya pendidikan bagi kita dan bangsa tercinta ini, pendidikan merupakan faktor utama dalam menciptakan dan meningkatkan SDM yang bermutu dan berkualitas, berkarakter dan bertakwa, SDM yang memenuhi aspek IQ, EQ dan SQ. sudah barang tentu faktor ini akan membawa dampak kemajuan bangsa Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan budaya. Jangan pernah berhenti belajar dan mengajarkan. Mari kita lebih peduli terhadap Lembaga pendidikan khususnya lembaga Pendidikan Islam di Indonesia.


Salam,


Moch. Deni Darmawan, HM
(Pengurus kelas B Jurusan MPI)